Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Powered by Blogger

Click to view random flickr photos tagged with my junior and nightview!  

WELCOME to Random Flickr photos tagged with my junior and nightview!
www.flickr.com

www.flickr.com

Sunday, February 04, 2007

Pengalaman sebagai manusia.

Foto diambil dari sini

Ada sebuah ungkapan menarik dari seorang filsuf Perancis, Teilhard de Chardin, ''Kita bukanlah manusia yang mengalami pengalaman-pengalaman spiritual, kita adalah makhluk spiritual yang mengalami pengalaman-pengalaman manusiawi.''

Manusia bukanlah ''makhluk bumi'' melainkan ''makhluk langit.'' Kita adalah makhluk spiritual yang kebetulan sedang menempati rumah kita di bumi. Tubuh kita sebenarnya hanyalah rumah sementara bagi jiwa kita. Tubuh diperlukan karena merupakan salah satu syarat untuk bisa hidup di dunia. Tetapi, tubuh ini lama kelamaan akan rusak dan akhirnya tidak dapat digunakan lagi. Pada saat itulah jiwa kita akan meninggalkan ''rumah'' untuk mencari ''rumah'' yang lebih layak. Keadaan ini kita sebut meninggal dunia. Jangan lupa, ini bukan berarti mati karena jiwa kita tak pernah mati. Yang mati adalah rumah kita atau tubuh kita sendiri.

Kalau kita renungkan secara mendalam ungkapan filsuf diatas, tentu kesadaran yang besar akan muncul didalam diri kita. Bahwa kita di muka bumi ini hanyalah sedang 'dimanusiakan' dan sampai tiba waktunya nanti kita pun akan kembali ke wujud semula dan diminta segala pertanggungjawaban selama menjadi manusia.

Karena kita sedang dimanusiakan maka 'sementara' kita dipinjamkan akal dan nafsu, akal yang membuat kita bisa berfikir dan belajar, sedang nafsu diberikan kepada kita untuk melihat sejauhmana kita bisa menggunakan akal atau menurut pemikiranku sebagai penyeimbang dari akal.

Tinggal cara kita bagaimana memanage keduanya selama menjadi manusia,

Tapi kenapa sering kali akal/fikiran dikalahkan sama nafsu!!

Apakah karena persentase nafsu lebih besar berada didalam tubuh kita, ibarat sebuah perusahaan kepemilikan sahamnya lebih dari 50% ditubuh kita???
sehingga begitu mudahnya dia menguasai kita dan membuat kita tak mampu untuk menggunakan akal.

ahh.. mungkin aku belum mampu untuk menjawabnya sekarang dan aku serahkan sama waktu untuk menjawabnya.

Kehidupan dimuka bumi ini dengan segala pesonanya memang sering melenakan kita sehingga terbuai dan lupa wujud asal.

padahal kita juga diberikan qalbu, qalbu inilah sebenarnya yang hakiki yang tidak bisa dibohongi, yang bisa menembus segala keterbatasan sebagai manusia...

Qalbu inilah juga yang masih melekat seandainya kita sudah dipecat menjadi manusia...

Hmmm... seandainya kita selalu ingat bahwa kita bukan manusia??? tapi kita adalah makhluk spiritual yang sedang dicoba menjadi manusia.

Semoga.

28 comments:

EnDah Rezeki said...

Kenapa sering kalah dengan nafsu? Kebanyakan ato mungkin tepatnya kit lebih sering memikirkan apa yg dibutuhkan sekarang bukan yang akan datang. Makanya jadi lebih sering menuruti nafsu deh......

Anonymous said...

hmm gitu ya. menarik sekali. cuman kenyataan sangat sedikit sekali spiritualis disekitar kita.

mungkin ini kesalahan kita semua juga kali ya, kenapa masalah spiritual kurang di blow up, seperti produk lain.

ttg spiritual hanya bergema lirih di sudut musola, pojok gereja. kalau kita ke mall (jakarta), toliletnya lebih nyaman di banding tempat sholatnya.

menyedihkan memang

Anonymous said...

Wah aku ndak bisa komen..mau (belajar) kontemplasi dulu...

za said...

berat beraaaat...bahasanya dah gak nyampe nih ke otak..:((

Anonymous said...

tulisan mas joni bagus² tp sayangnya ngga pinter mengomentari isi tulisannya...hehehe...blajar manajemen qalbu nya aa_gym dulu, tp yg poligami nya ngga usah...hahaha...
ach ja, kalo hidup di negeri orang rata² pulangnya pada pinter masak loh :D aku sendiri jg masih blajar masak, resep²nya nyontek dr internet dan buku ato majalah, hehehe... Adam keknya dah kapok makan paku, tapi makan beling... hahaha...boong banget :D lagi susah maem dia...trutama sayurannya :(
btw, mas joni pake Y!M? add aku ya, butterblummen ;)

Nadiah Alwi - Write at Home Mom said...

Hm...bener juga ya? Sayang sekali kita harus dimanusiakan.

;-(

Alma said...

Aku pernah denger tuh soal ini, bahwa sebenernya kita ini adlah makhluk spiritual tapi dimanusiakan. gitu2lah... tapi, untuk bener-bener memahami ungkapan filosofis ini dan mengimplementasikannya susah...karena...yah, karena dunia ini jauh lebih memikat, kan?! Makanya kita lupa kalau kita adalah makhluk langit...sudah terlalu lama kita di dunia , sejak Adam diusir dari Surga.

Anonymous said...

Saya Rasanya setuju ajah tuh pendapat filsuf kang joni.yah seperti nya ada kebenerannya dengan ajaran yang saya anut Yakni ISLAM.Benarlah adanya kita ini sebenernya cuma menumpang hidup di bumi.nanti pasti ke alam yang kita saat ini belum tau seperti apa model aslinya :)

Dari tidak ada menjadi ada dan menjadi tidak ada

Uhh sepertinya masih banyak isyarat yang belum terungkap dari cuplikan perkataan beliau itu.

BTW Latar Belakangnya pak Teilhard de Chardin gimana yah kang jon, termasuk AGAMANYA ??

Anonymous said...

benar tuh mas jony.
Identitas saya ketahuan ya mas. ini gawat, ternyata internet juga ngak aman. Saya pernah ditegur atasan karena membuat sebuat opini di surat kabar. gawat, gawat, gawat

Anonymous said...

wah kaya kata psikolog yang jadi konsep jung nih, jiwa tak boleh dibatasi oleh benda-benda. kalo di Islam mungkin bahasanya jadi fitrah ya? manusia langit bisa jadi adalah manusia yang kembali ke fitrah , gitu ga sih? sori bukan ustad tapi sok2an aja nih...hehehe

Anonymous said...

Hmmm ....filosofinya bagus banget , bagus buat mengingatkan spiritual kita yg kadang terkalahkan nafsu ..

Anonymous said...

dooooh, dalem bangeeeettt...

jadi, siapa kita sebenarnya? pusing , jon :D

Anonymous said...

itulah yg bedain kita dengan malaikat dan binatang.... kalo kita bisa memanage napsu... posisi kita bisa di atas malaikat. Tapi kalo kita diperbudak napsu... posisi kita bisa lebih hina dari binatang, karena binatang dikasih napsu tapi gak punya akal... (kaya'nya seh getooo)

Kristin said...

jadi kesusahan jg mendifinasikan sapa kita sebenernya???

Lita Uditomo said...

keren..!
makasih tulisannya, mas..
bisa buat bahan 'semedi'..:D

Anonymous said...

abis semedi dari gangga yah, tulisannya menohok terus....bravo!

>>mo semedi jg mencari tahu siapa aku sebenernya :D

Rey said...

udah gue kalo komen selalu telat begini, tulisannya berat... speechless deh gue.

Mmm soal pengendalian hawa napsu, mgkn kalo dikasih cobaan ama yg DiAtas, baru bisa kali tu mengendalikan hawa napsu (?)

blanthik_ayu said...

inspiring sekali...:D thanks dah mampir mas, salam kenal...udah dilink tuh :D

mel@ said...

ntarrr... ntarr... direnungiii... dipahami... dihayati dulu... wah... tetep berat euy... :D

elly.s said...

wah tulisan belakangan ini kok berat2 mulu. jadi takut mau komen.
Say hello aja ah!

Anonymous said...

Susah utk berkomentar,.... :D

just Endang said...

seringkali kita tiba2 menjadi spiritualis krn berada dlm posisi lemah, justru bukan dlm posisi kuat...kenyataan ini semakin mengingatkan bahwa kita ini lebih banyak nafsu daripada kesadaran akan siapa dirinya...

Anonymous said...

filsufnya keyen tuh...

Anonymous said...

qalbu itu jiwa kah??

dan seharusnya kita bisa menjaga badan kita juga agar tetap suci dengan mengendalikan nafsu kita...

hanya saja...bisa gak ya??

NiLA Obsidian said...

waduh...kalo udah ngomongin filsafat yg berhubungan dg garis vertikal begini, agak2 ngeri juga ya....kalo ga kuat2 dasar agamanya, takutnya pemahaman nya jadi melenceng....

tulisan diatas bnyk benernya...tinggal nyambungin nya aja ke arah yg 'benar'

SinceYen said...

Aku hanya tidak bisa membayangkan jika hidup tanpa hawa nafsu. Rata...

Anonymous said...

whew... merinding juga bacanya... dalem banget... :)

Anonymous said...

kayaknya nafsu menguasai saham diri kita kurang lebih 80%. Hehehehe....
Salam Kenal