Terkadang kita tidak menyadari kesalahan diri kita sendiri dan sering kita selalu
mengkambinghitamkan orang lain atau melempar kesalahan pada orang lain.
pernah denger joke begini gak?
Ada seorang pasien yang sedang berobat ke dokter dan mengemukakan keluhannya, setelah memeriksa sang pasien kemudian dokter mengatakan: Baik aku sudah memeriksa keluhan anda, sekarang aku sudah mengerti penyakit anda. Anda tahu apa yang akan saya lakukan? Saya akan menulis resep untuk tetangga anda!!!
Sang pasien tertawa lega, Terimakasih dokter, Apa yang telah dokter katakan membuat saya merasa jauh lebih baik!!!
Bisa mengambil inti gak dari joke diatas??? :)
Cerita diatas sering terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita sering menghadapi masalah, tetapi beranggapan bahwa akar permasalahan ada pada orang lain. Jadi supaya masalah kita selesai, orang lainlah yang harus berubah. Merekalah yang harus diobati dan disembuhkan.
Pertanyaannya bisakah kita mengubah orang lain? bisakah kita mengubah temen, saudara, rekan kerja, bawahan, pasangan kita???
Menurut aku pribadi tidak bisa!!!
Kita tidak bisa mengubah siapapun!!! kita hanya bisa mengubah diri kita sendiri.
Kala aku muda dan bebas berkhayal,
aku ingin mengubah Dunia.
Sejalan dengan bertambah usia dan kearifanku,
Kudapati dunia tak kunjung berubah.
Maka cita-cita itu pun kupersempit,
dan kuputuskan untuk hanya mengubah negeriku,
namun itu pun tampaknya tiada hasil.
Ketika usiaku semakin senja,
dengan upaya terakhir penuh putus asa,
kuputuskan untuk mengubah keluargaku semata,
orang-orang terdekat denganku.
Tapi malangnya, mereka pun tak mau diubah.
Dan kini, saat terbaring menanti ajal,
tiba-tiba kusadari:
Andai yang pertama kuubah diriku sendiri
dengan menjadikan diriku teladan
mungkin aku dapat mengubah keluarga.
Lalu berkat ilham dan dorongan mereka
aku pun mampu memberbaiki negeriku.
Dan siapa tahu, bahkan akupun dapat mengubah dunia.
(dari buah Karya seorang Bishop Anglikan, pada tahun 1100 Masehi, tertulis di ruang pemakaman Wesminster Abbey)
Seorang filsuf diatas yang seumur hidupnya mencurahkan waktu dan energinya untuk mengubah dunia, akhirnya mengakui bahwa ia tidak dapat mengubah dunia.
Dunia tidak dapat diubah, kalau saja ia mencurahkan waktu dan energinya untuk mengubah diri sendiri, ia akan mendapat hasil yang jauh lebih baik.
"Everybody thinks of changing the world, but nobody thinks of changing himself."
-- Leo Tolstoy (seorang filsuf asal Rusia)
Mengubah orang lain memang sulit. Bahkan semakin kita berusaha mengubah akan semakin buruk hasilnya...
jadi inget pengalaman waktu kecil, semakin keras orang tua melarang maka semakin pingin aku melakukan apa yang dilarang tersebut!!! :p (ortu sangat keras dan galak!!! baca: disiplin)
INTERMEZZO:
Aku juga inget waktu baru menikah dan ingin istri pake jilbab, alasan utama dulu karena aku lebih merasa aman kalo isteriku pake jilbab apabila dia keluar rumah sendirian, dalam pikiranku orang lain akan segan untuk mengganggu dan berbuat usil dengan wanita berjilbab...
Waktu ku kemukakan dia merasa berat karena selain harus menyesuaikan semua pakaian yang ada dan juga kalo sudah pake' malu kalo dilepas lagi!!! *contoh: temen dia*
jadi menurutnya sekali pake jilbab ya untuk seterusnya!!!
Jadi pada saat ingin 'mengubah' istri untuk menuruti kemauan kita, aku juga terlebih dahulu harus mengubah diriku sendiri!!!
yaitu dengan berjanji untuk:
tidak lagi melirik2 wanita pake' pakaian seksi kalo di jalan!!! (isteri sering protes)
dulu waktu pacaran aku juga seneng kalo dia pake' pakaian seksi n ketat.. suit2.. hehe *dasar bejat*
SERIUS LAGI YA...
Karena itu cara terbaik adalah dengan mengalir bersama. Seandainya kita ingin melakukan perubahan pada orang lain bisa kita tawarkan terlebih dulu perubahan yang harus kita lakukan.(Win-win solution)
Kita tak perlu melawannya apalagi memaksa, otoriter dan segala macam tindakan yang bersifat harus!!!
Kita cuma perlu memahaminya, dengan memahami kita bisa mengetahui apa penyebab penolakan tersebut, apa alasan utama orang enggan berubah. Dengan memahami, kita dapat menyesuaikan perilaku kita sehingga lebih mampu mempengaruhi orang lain.
Inilah sebenarnya kuncinya, kita tidak mungkin dapat mempengaruhi seseorang sebelum benar-benar memahami orang tersebut!!!
Masalahnya, terkadang memahami orang lain itu sulit!!!
Upaya pemahaman seringkali terhambat oleh proses pengkondisian yang sudah kita alami dari kecil...
konsep-konsep kita tentang orang tersebut, 'kategori' dan 'label' yang kita berikan, persepsi dan prasangka kita dan sebagainya. Untuk bisa memahami dengan baik artinya kita perlu menyingkirkan dahulu semua bentuk pengkondisian tersebut!!!
Hal terpenting yang perlu kita pahami adalah bahwa kita tak dapat mengubah orang lain. Hanya orang tersebutlah yang dapat mengubah dirinya sendiri!!!
INTERMEZZO LAGI YA:
Istriku pingin aku berhenti merokok dari dulu semenjak pacaran tapi selalu saja ada alasan ku untuk menolak permintaannya: (aku sudah merokok dari kelas 1 sma = merokok rutin)
"yang rokok adalah temen sejati dikala senang maupun sedih, *halah*
kalo sedang lembur dan banyak tugas rokok memberi inspirasi, *taelah*
sebagai lambang pergaulan dan kejantanan, *memang hewan*
rata-rata temen kantor/temen akrab pengudut berat, *alasan*
apalagi kalo sehabis makan wuihhh gak kuat kalo gak merokok... pussssss!!!"
sampe sempet aku berjanji kalo sudah menikah aku baru berhenti tapi lagi2 kulanggar dan mengajukan deal2 yang baru kalo sudah punya anak baru berhenti...
akhirnya istri bosan dan gak bisa menyuruh aku berhenti merokok!!!
(sering marah-marah gara-gara merokok ini) dia akhirnya cuma bilang kalo merokok harus jauh dari dia dan gak boleh dikamar dan diruang keluarga (ruang tivi), jadi pada saat itu kalo mau merokok ya aku harus keluar rumah di teras or didapur...(biar jangan ribut)
tapi sekali-sekali kulanggar juga kalo dia sudah tidur, malem aku nonton tivi sendirian sambil ngudut n ngopi... hihihi
tapi, sekarang setelah aku jauh dari isteri dan dikarenakan ketatnya anggaran uang saku yang didapet (allowance) serta rokok yang ada disini pun kurang enak
(rokok indonesia mahal bisa 3 kali lipat: djisamsoe dan sampoerna mild disini dijual 18 ribu perbungkus malah ada yang 20 ribu), akhirnya aku memutuskan sendiri untuk berhenti merokok!!!
pertama-tama memang berat dan banyak godaan (lingkungan disini perokok),
tapi aku sdh 'tekad' dan inget 'janji' sama istri kalo sudah punya anak akan berhenti merokok. (anakku lahir saat aku sedang disini)
awalnya temen-temen disini tidak yakin, paling lama bertahan 1 bulan gak merokok katanya..
tapi karena sudah tekad (kapan lagi kalo gak sekarang??) dan karena kondisi mendukung buat saya (allowance ngepas, rokok disini gak enak dan rokok indonesia mahal)
akhirnya... alhamdulillah sudah 10 bulan aku tidak lagi menyentuh satu batang rokok pun!!!
walaupun sering disodorin rokok gratis...
dan diolok-olok wuih enaknya kalo habis makan ngudut :p
tapi aku berusaha untuk tetap konsisten.
dan mudah-mudahan setelah pulang nanti aku pun tetep bisa konsisten.
Jadi, sekali lagi yang perlu dipahami adalah bahwa kita tidak dapat mengubah orang lain, hanya orang tersebutlah yang dapat mengubah dirinya sendiri. Peran kita dalam hal ini hanyalah membantu membuka pikiran, wawasan, dan pandangan mengenai berbagai pilihan yang dapat diambil agar orang menjadi lebih baik.
Dengan tambahan wawasan, pengetahuan orang akan berubah, tetapi hal itu sama sekali tak menjamin perubahan perilaku. Orang berubah bukanlah karena mendapatkan pengetahuan tetapi karena mengalami kesadaran. Ada perbedaan mendasar antara mengetahui dan menyadari.
Perubahan memang sulit dilakukan, dan hanya kitalah yang dapat melakukannya. Tetapi perubahan yang sejati hanya dapat terjadi didalam diri kita sendiri dan bukan dari faktor-faktor eksternal.
P.S.:
Faktor-faktor eksternal hanya berfungsi sebagai pendukung, bisa diumpamakan dengan perahu layar, apabila mendapatkan angin yang kuat pada layarnya maka akan semakin cepat perahu tersebut berlayar. :)
30 comments:
wuih...kopiku sampe adem baca postingannya (panjang amirrr). Memang kesadaran sendiri yg diperlukan utk merubah diri sendiri, yg laennya kan sbg faktor pendukung aja.
Tapi skr merubah diripun gak susah2 banget, bisa ops.plastik, kursus kepribadian... heheheh(lol)
p.s: buat istrinya, ntar klo suaminya msh suka meleng liat yg yummy jalan kasih kacamata kuda ajah :D
Kan ada lagunya, Mas. Lingkaran kecil, lingkaran kecil, lingkaran besar. Kalo kita berubah, lingkungan kita akan berubah dengan sendirinya. Harus kita dulu yg memulai. Tapi susyah ya..he..he..
kata AA Gym :
dimulai dari diri sendiri, dimulai dari yang kecil, dan dimulai sekarang ...
thx udah mampir, lam kenal yah mas :)
pfiuh! panjangnya...
Jika kita ingin merubah seseorang menjadi hal seperti yg kita inginkan,... (contoh: Aku juga inget waktu baru menikah dan ingin istri pake jilbab, dll)
Dia memang akan berubah, sesuai keingingan kita, tp yg terjadi, dia tdk menjadi dirinya sendiri, malah dia seperti memakai "topeng" bagi orang yg ingin dia berubah.
Apakah kita cukup lebih baik dr mereka,... sampai2 kita ingin merubahnya menjadi sosok yg kita inginkan??? (renungan diri juga buat Iko)
mengubah kebiasaan memang sulit..tp bagaimana kl turuti apa yg dikatakannya, bukan yg diperbuatnya.. :)
nambah ah..mengubah sesorang spt yg kita inginkan..berarti kita tll mencintai diri sendiri (mencintai sosok sendiri yg ada pd diri org lain).. ?
wedeeww... ringan tapi dalem postingannya, mas!!!
saya juga punya pengalaman yang sama dengan rokok tuh..
sekarang, rokok dibeliin istri dan dia yang simpen. kalo kepingin banget, terpaksa ngemis duluu. itupun juga kalo berhasil merayu dia.. hehehe..
merubah dunia atau merubah diri sendiri, buat saya sama sulitnya.
wedeeww... ringan tapi dalem postingannya, mas!!!
saya juga punya pengalaman yang sama dengan rokok tuh..
sekarang, rokok dibeliin istri dan dia yang simpen. kalo kepingin banget, terpaksa ngemis duluu. itupun juga kalo berhasil merayu dia.. hehehe..
merubah dunia atau merubah diri sendiri, buat saya sama sulitnya.
*note*
sorry dobel comment..
habis maen klik aja sih sebelum ngisi identitasnya
:D
akhir-akhir ini banyak teman2 Dian yang bertanya, 'kok kmu ga kayak dulu lagi'.
hehehe, Dian cuma bilang Dian sedang berproses... dunno why semua terasa jauh. kayaknya temen Dian blom bisa mengerti kalo Dian sedang berproses...
whatever lah, sebenrnya Dian lagi butuh waktu untuk diri Dian sendiri.
so, met kenal juga ya... mo nambah temen dari Malang ga ^o^
uuuhhhh....giilaaa...
beuunneuurr bgttt....
ToB bgt om putra nie...
emnag gampang merubah diri sendiri???
nah itu dia....
jangan pengen org lain menuruti kemauan kita deh....
kita nya dulu yg kudu bener...
benerin dulu di dalam sini....
yg di luar sana akan ngikut kho...
se7 banget mas jon, aku dulu selalu berusaha untuk merubah orang lain, tapi makan hati sendiri..karena gak pernah berhasil, ternyata setelah aku berusaha *baca setengah mati* untuk mengubah diriku, aku melihat pelan2 orang2 juga mengikuti perubahanku...hehe
intinya, yang bisa kita lakukan cuman "dakwah" ya mas?
setubuh !!
eh..setuju !!!!
gak gampang merubah diri yah pak?
sebagai orang palembang yg paling susah adalah mengendalikan emosi kalau menurut saya...
berubah? malah marah2 yg ada...
susyeh ye...
wakakkak jadi inget kejadian tadi ..
kasian banget temen gue kena kerjain oleh netsend yg gak jelas...
@kenny: hehe.. solusi terbaik kalo aku sdg jalan2 keluar mending pake' kaca mata item biar bisa lirik2.. :D
@de: iya ya ada lagunya..
@fiadi: makasih.
@bangsari: haha.. sorry kalo kepanjangan.. jd males baca n komen ya?
@pyuriko: makasih atas komennya.
memang kalo merasa terpaksa itu tidak baik yang terbaik itu adalah kesadaran.
@dani iswara: terbalik kali ya? turuti apa yang diperbuat bukan apa yang dikatakan.
kalo kita tidak bisa mencintai diri sendiri jangan harap bisa dicintai orang lain!!!
@daus oh daus: hehehe.. ternyata istrinya lebih sadis lagi yak ;)*joke*
@tjahaju: sipplah.. semua orang berproses menuju yang lebih baik, Amin... Mau sekalee!!
@Nila Obsidian: wow apanya yang gila bu? ;) betul..
@Mei: nah kan? :)
@KW: ya dengan belajar memberikan sesuatu agar bisa dipahami bersama.
@Tatari: haha.. awas jangan kepleset nyebutnya?? nanti salah tafsir ;)
@Elly.S: wong palembang nian itu!!
@Coky: ??? what do u mean???
gampang kok merubah diri. anggap aja dunia ini adalah sebuah role playing game
ya ini sama seperti saat kita menunjuk seseorang, ada empat jari menunjuk ke kita.
Setujuuu!!! Jgn sampai kita merasa org lain itu bertanggungjawab atas semua yg terjadi dgn diri kita, terlebih utk segala ketidaknyamanan yg kita rasakan. Kenalan dong mas, dari yg gak mau kawin sama kadal....heheheh
Pelajaran dari filem Shinobi untuk pemimpin yang ingin merubah cara pandang subordinatnya.
Lebih mudah merubah orang lain daripada merubah diri sendiri. Merubah orang lain kita bisa mengajukan segala argumentasi sampai itu orang mengerti, tapi merubah diri sendiri sama aja perang sama bathin. hehehe...
ini yang susah,..bagaimana jangan merokok !!!!!!
hallo juga :) selamat malam :)
@syah: bener juga kali ya?
@hedi: itulah susahnya..
@endangwitnadhina: hehe ini toh yang gak suka kawin sama kadal :p
boleh2..
@maiden: wah bagus ini, nanti tak kunjung shinobinya :)
@ida syafyan: nah itulah susahnya.. harus bisa mengalahkan diri sendiri terlebih dahulu.
@iman brotoseno: itu problemnya (perokok berat), tp aku kok bisa mas.. (dulu sehari bisa 2 bungkus aku)
@nie: hallo n malem juga :)
"...melirik2 wanita pake' pakaian seksi kalo di jalan!!!"
** mmmmm... bukannya lelaki emang begitu?! gak bs liat barang bagus dikit, huh!
"...hehe *dasar bejat* "
** Alhamdulillah... nyadar juga... hahaha
Eniwei, postingannya bagus walopun bikin mata beraer bacanya (panjang gitu), haha (tuh kan gue kalo komen adil, ada positip ada negatipnya) :)
sebuah perenungan yang lepsong tenan mas.. secara filosofis kambing hitam tak selalu hitam..
@rey: ya kamu ratu adil!!
@kawula alit: bisa aja kamu :)
kuncinya sama sama saling memahami dan mau menerima segala kelebihan dan kekurangan masing2.
kalaupun ingin berubah, itu karena ingin melakukan perubahan yang lebih baik, dengan niat tulus tentunya tanpa tekanan :)
@maya: betul sekali... :)
Post a Comment