Ini ada sedikit hal yang menunjang pernyataan diatas, diambil dari (surat cinta) beberapa lagu atau ungkapan yang terkenal pada saat seseorang sedang kasmaran, diantaranya: Kau membuatku bahagia; Aku merasa sepi tanpa dirimu; Kau adalah duniaku dan masih banyak lagi ungkapan yang menyatakan bahwa orang lainlah yang bertanggung jawab atas kebahagiaan kita atau dengan kata lain kebahagiaan kita berada ditangan orang lain.
Kalau kita renungkan lebih dalam kalimat diatas, ada suatu kekuatan tersamar yang dapat menyebabkan ketergantungan diri kita pada orang lain. Dengan pengertian lain kita berkata bahwa aku tidak bisa membahagiakan diriku sendiri, tapi jika kau bersamaku, kau akan membuat diriku lebih bahagia.
If your happiness lies in someone else's hand, you are in for loads of trouble.
--Ann Winters
Pada kenyataannya, adakah diantara kita yang secara sadar mengambil tanggung jawab penuh atas kebahagiaan diri sendiri? sering kita berkata kepada diri kita sendiri? andai istriku seperti ini? ini akan membuatku bahagia apabila suamiku begini? atau seorang istri pernah mengeluh sering stress karena suami suka kerja lembur (pulang telat) atau sering ditinggal keluar kota?
Secara tidak 'kentara' kita menginginkan agar orang lain bertanggung jawab atas kebahagiaan kita. Kita ingin orang lainlah yang berubah seperti keinginan kita, bukan kita yang menyesuaikan.
Memang tidak dapat dipungkiri bahwa pasangan juga yang bisa membuat kita merasa lebih; lebih kuat, lebih tenang, lebih bahagia apabila berada disamping kita. Dia dapat mensupport ketika kita merasa down, ketika kita perlu tempat berbagi Dia-lah solusi terbaik, tempat kita mengeluarkan uneg-uneg dan segala keluh kesah yang sangat dapat dipercaya.
Tapi, harus diingat bahwa itu hanyalah faktor pendukung saja, ketika kita kehilangan atau jauh dari orang yang kita cintai, karena kebiasaan diatas kita jadi limbung, kita merasa kosong, hampa, nelangsa atau dapat dikatakan tidak merasa bahagia, sehingga kita seperti kehilangan pegangan, seperti anak ayam yang kehilangan induknya.
Memang pada saat-saat normal, kita bisa berfikir dengan jernih tapi apabila kita sedang dalam tekanan yang tinggi, sumpek dan stress, kita sangat membutuhkan teman untuk berbagi? kemana solusinya?
Dari sinilah kita harus belajar memperkuat diri kita sendiri dan menanamkan keyakinan yang kuat bahwa kebahagiaan adalah terletak didalam diri kita sendiri, kitalah yang bisa menciptakan kebahagiaan versi kita sendiri, bukanlah tergantung dengan keadaan diluar dari diri kita.
Jadi dengan mengambil tanggung jawab atas kebahagiaan diri kita sendiri, kita tidak akan menyalahkan orang lain/pasangan kita dan bisa membuka diri dengan suatu hubungan yang baru yang berdasarkan kepercayaan, kejujuran, tanggung jawab, dan keteguhan/kekuatan hati.
Semoga.
27 comments:
ya...bertanggung jawab atas kebahagiaan sendiri.....
tx buat pencerahannya...
mugkin ada yg bisa nerangin secara latar belakang psikologis, kenapa manusia suka mempersalahkan org lain ketika dirinya tidak bahagia....hehe (just want to know ajah...)kali aja ada kajian analisanya
karena manusia gak mau sipersalahkan. salah adalah sesuatu yg memalukan, bukan dilihat sbagai kesempatan untuk blajar.
ketidakbahagiaan dilihat sebagai siksaan, bukan sebagai gemblengan agar siap ketika bahagia menjelang.
salam.
aku bahagia karena tanganku sendiri..hayah..pasangan mah cuman bumbu..
horeee! akhirnya om joni hapPy!!! *lho? emang kmarin knapa tho?:P* oh, baik2 aja ya? baru baca replay-an nya. hihii. tapiii, gimana ya om, aku kadang suka ngalamin krisis kepercayaan diri. hiks x(
You're so right Mr. Joni...We have to move on with our own spirit of hapiness.
eh bagus nih : i am my happiness.
kalo kata whitney houston, ' the greatest love of all is not just loving who you are, but liking who you are as well :)
Wow I'm very impressed! Iya jg ya, walaupun cenderung 'maonya nyalahin org laen' but I'm happy with myself. As long as you know how to have fun yourself and full of gratitude for what you have, you cannot get anything less than that ;)
Uhmmm... aku malah ngerasa sebaliknya. Suka nyalahin diri sendiri kalo ngerasa ga bisa membahagiakan orang lain... (loh, kok malah curhat? Hehehe... ;P)
kalo kita kehilangan org yg kita cintai dan limbung, itu wajar. tandanya kita memberi dia nilai tinggi di hati kita, meski bagian terbesar lainnya memang ada di tangan kita sendiri. tp utk kejatuhan kita sgt tidak bijaksana kalo meletakkannya pada pasangan, krn bagian terbesar dr keputusan ada di tngan kita.
Kalo menyalahkan orang lain krn tidak membahagiakan kita kayaknya terkesan egois deh. Walaupun-meskipun kita udah berupaya membahagaikannya tapi dia ga meresponnya "bertepuk sebelah tangan dong" sakit hati juga sih... aduh gimana. Ya kembali deh gimana kita memanaj diri supaya ga stres karenanya.
makasih tulisannya ya, mas joni...;)
"i am my happiness"
aku yg bertanggungjawab atas kebahagiaanku sendiri spy menjadi pribadi yg lebih kuat..gitu ya, mas ?
I am My Happines ^_^...
Tapi saat ini blom ada pasangan yg mendukung, jadi siapa aja deh pasanangnya... :D
aku harus bahagia!!
tengkiu mas buat pencerahannya :)
setuju...Iya..aku setuju...bener...iya bener...mas joni bener..aku setuju..hehehehe..pembuatan alur cerita dgn bbrp bumbu yg marik untuk di santap jadi sebuah renungan..kekekkeke..kerenn..!!!
wah terimakasih pencerahannya. aku jadi lebih nyaman nih sekarang. soalnya barusan seseorang menolak cinta saya.
jadi tanpa dia pun, aku bisa bahagia ternyata :)
wah tlisannya adult only ya...?
Manusia itu pada dasarnya egois. Dan kebanyakan, sangat gampang menyalahkan orang lain atau kondisi tertentu. Sehingga lupa, yg memutuskan untuk berbahagia atau tidak hanya dirinya sendiri.
Silahkan Jon, namaku emang Since :)
Manusia dibagi 3 tipe:
Tipe I adalah orang yang mengatakan bahwa dirinya akan merasa bahagia jika apa yang telah lama diinginkannya dapat tercapai (materialisme)
Tipe II adalah mereka yang merasa bahagia jika mereka dapat meraih kesuksesan (tipe achievement)
Tipe III manusia yang merasa bahagia jika ia dapat bersama dengan seseorang yang ia cintai, atau dengan kata lain telah menemukan cinta sejatinya dan membentuk keluarga yang bahagia (tipe romantis)
Tipe IV orang yang merasa berbahagia jika ia merasakan Allah meridhai segenap perbuatannya (tipe religius)
acha... acha... I think I don't have a problem with this, I'm my happiness, it's true. Ya jelas lah... wong eike belom punya pasangaaan gitu lohh... (baca: gaya banci salon).
hmmm kayaknya next time gue jgn komen malem2, ancur... :D
waduh.. udah beralih profesi jadi psikolog ni mas... ntar aku curhatnya langsung ke kamu aja de... hehehe...
iya nih.. smoga bahagia..
kebahagiaan, dari diri sendiri, oleh diri sendiri dan untuk diri sendiri ^_^
Aduh..bingung arep komen. Kalo aku sih, dimana saja, kapan saja dan dengan siapa saja, selalu bahagia (thx God). Kuncinya cuma satu saya kira. Selalu berprasangka baik terhadap apa yg diberikan Tuhan untuk kita. *halah*
betul sekali, manusia memang diciptakan untuk bahagia. jadi kalau ada orang yang menjadi tidak bahagia karena ada keinginannya yang tak tercapai, jangan-jangan dia harus merumuskan lagi keinginannya itu dan mencari hal-hal yang memang benar-benar menjadi kebutuhannya dan pantas untuk diinginkan. (jadi bingung ndiri neh)
aku termasuk orang yang bahagia kalau ada orang yang membahagiakanku...
lagi kangen yo mas??hehe
bener banget..dan entah kenapa, selama ini saya selalu sendiri kalo lagi sedih (maksudnya pas moment itu). bahkan gak ada yang bisa saya ajak curhat. akhirnya ya..berusaha menerima sendiri...berusaha struggle..walaupun akhirnya jadi keras hati juga sih... . dan untungnya saya berpendapat bahwa saya harus bisa berjalan di atas kaki saya sendiri.begitulah...
@nila obsidian: thanks jeng, pertanyaannya dijawab oleh mas aroengbinang. ;)
@aroengbinang: thanks mas. :)
@crushdew: bumbu yang mengasyikkan ya? ;)
@nieke: sama, semua manusia pasti pernah mengalaminya juga. ;)
@rm arki rifazka: thanks. :)
@venus: tengkyu mbok, udah ngasih kalimat bagus disini. :)
@devi girsang: Thanks for nice word. ;)
@nilla: wah bagus itu ciri2 orang bertanggung jawab. :)
@endangwithnadina: thanks jeng, bagus kalimatnya. :)
@n: setiap manusia ada bakat untuk menjadi egois. ;)
@lita uditomo: thanks mbak, ya maksudnya seperti itu. :)
@pyuriko: kalo belom ada pasangannya, bisa diganti sama kakak, adik atau ortu, untuk aplikasinya. ;)
@maya: sama-sama. :)
@escoret: kekeke.. setuju, bungkus!! :D
@kw: tapi jangan sering2 mas ditolak sama perempuan. ;)
@kawoela alit: lah situ masih bocah opo? :D
@sinceyen: ya semua manusia ada bakat untuk menjadi egois. ;)
@mashuri: wah bagus mas pengelompokan berdasarkan tipe, tapi dalam ke-4 tipe tersebut, bagusnya dimiliki semua ya? ;)
@aishwarya rei: bahut acha.. hehe.. kenapa emangnya? kalo pagi gak ancur? :P
@mela: hehe.. bukan psikolog jeng, cuma sebagai renungan aja. ;)
@tjahaju: nice, tapi jangan terlalu egois ya? ;)
@de: betul budhe.. berprasangka baik, yang kelihatan jelek belum tentu jelek, begitu juga sebaliknya, Allah pasti punya rencana yang terbaik buat kita, Amin. :)
@artja: haha.. knp jadi bingung mas? :D
@mei: ya mei. :)
@muthe: nice word.. berjalan diatas kaki sendiri. ;)
Post a Comment