Kalimat diatas mengingatkan aku pada waktu sma dulu, dimana pada masa itu ego sdg sangat berkuasa di dalam diriku. Pada masa itu pokoknya tidak ada satupun yang ku takuti...
atau semua ku lawan kalo ada yang tidak sesuai dengan diri ku, termasuk guru dan ortu.
Aku pun tidak mengerti kenapa dulu bisa begitu 'nakal'nya???
selain nakal juga bersifat 'agak' kriminal???
(hehehe belum kriminal penuh, masih amatiran)
Mungkin karena sedang mencari identitas diri ato kurang perhatian aku juga tak tahu... tp pd saat itu masih jelas ucapan beberapa temen sma dulu... mereka bilang aku keliatannya seperti orang 'stress'... so mereka pd takut untuk 'berurusan' denganku. (dughhhhh..betapa 'menakutkannya' diriku dulu)
Aku juga masih inget berapa kali ortu dipanggil ke sekolah gara-gara perbuatanku. Bermacam-macam persoalan yang kubuat dari berkelahi, minggat (bolos) sekolah, mabok (cimeng, minum n ngebo'at... pada waktu itu belum ada yg namanya ekstasi,shabu2... cm ada seperti nipam, magadon, etc), ketangkep gara2 pake wig (rambut palsu) sampe melawan guru. (ada beberapa kasus yg tdk aku ungkap disini krn tidak layak)... Dan rasanya kasus terakhir yang hampir menyebabkan aku dikeluarkan dari sekolah (terjadinya di kelas 3 tahun 1992).
Aku cerita sedikit kasus yang menyebabkan aku hampir dikeluarkan dari sekolah.
Kasusnya sebenarnya sepele, tp bisa jd besar?? Itu sih sebenarnya gk perlu terjadi kalo pd pagi hari itu aku tidak meludah ke luar melalui jendela kelas. Terjadinya pada saat jam pertama, aku yang duduk nomor 2 dari belakang dan dipinggir jendela tanpa sadar membuang ludah... mungkin mulut sedang pahit ato sedang flu aku jg gk inget lagi. Kebetulan aksi membuang ludahku 'tercium' sama guru yang mengajar perempuan n masih gadis. (tp pd saat itu sudah berumur +- 38 tahun).
Aku juga gak ngerti aku yang kurang ajar ato ibu gurunya sedang 'bete'??...
maka aksi ku itu mendapat ganjaran berupa kalimat yang 'fantastis'... yang cukup menyakitkan telinga n membuat malu didepan temen2 sekelas. Kalimatnya sampe menyeret2 nama ortu yang kebetulan berprofesi 'pendidik' juga.
Maka 'ego' ku segera berontak gk terima ortu diseret2... seinget aku gr2 'nyanyian' beliau kepala langsung pusing n tanpa sadar aku langsung menggebrak meja dan membanting kursi!!!... sontak seisi kelas langsung hening gara2 reaksiku tersebut.
begitu selesai melakukan aksi tersebut aku langsung berjalan ke depan menuju meja dimana beliau duduk, temen sebangku ku berteriak manggil nama ku begitu melihat aku menuju meja menghampiri beliau, untung masih terlintas dlm benakku pd saat itu 'pikiran sadar' inget beliau perempuan, kalo gak mungkin sdh lain ceritanya???...
gk jadi aku melampiaskan kesel dgn menggebrak meja beliau, aku hanya lewat...
tapi tanpa sadar juga pintu kelas ku banting begitu aku keluar kelas.
setelah di luar kelas aku langsung menuju kantin yang kebetulan sedang sepi krn sedang jam belajar, aku lgsng memesan kopi n merokok tuk menghilangkan kesal...
tidak sampai sepuluh menit kudengar melalui pengeras suara namaku dipanggil disuruh menghadap kepsek...dughhhhhhhhh!!!!!
rupanya setelah aku keluar kelas, beliau langsung menghadap kepsek dan melaporkan aksi 'kriminal' ku... tak lama setelah nama ku dipanggil, temen sebangku datang menghampiriku dan bertanya mengapa aku berbuat seperti itu. Aku gk bisa menjawab?? cuma ku bilang padanya: ibu '....' hendaknya jangan menyeret2 nama ortu.
Akhir cerita... ortuku berurusan lagi sama BP dan Kepsek!!!...
Hughhhhhh!!!.....
Kalo inget kejadian2 jaman muda dulu (serasa udah tua bener :))... rasanya mungkin gak tamat aku sma...
terlalu banyak kenakalan2 yang kuperbuat yang nyaris membuat aku putus sekolah... kdg2 menyesal telah menyusahkan ortu (ortu maafkan anakmu...) n kadang juga 'bangga' karena aku dulunya ngetop di sma (ngetop karena bejat, he he he)...
P.S:
Ya itulah 'ego' kalo kita tidak bisa mengontrol dan 'berteman' dengannya...ia akan menjadi 'musuh besar' kita. Musuh yang terbesar dan terberat adalah mengalahkan 'diri sendiri'....(serius!!!)
so,
WASPADALAH....WASPADALAH...!!!
Ini ada tulisan bagus tentang EGO, diambil dari sini, bagus untuk direnungkan dan koreksi diri.
Dari dulu saya suka dg adagium Inggris "Simplify Life and Follow the Sun." Sederhanakan masalah, nikmati gemericik air yg mengalir (terjemahan bebas).
Simplifikasi masalah tentu beda dg over-simplifikasi atau terlalu menyederhanakan. Masalah yg kita hadapi sehari-hari akan selalu ada dan secara garis besar dapat dikategorikan dalam dua kelompok.
Pertama, masalah internal. Yakni masalah khas yg dihadapi setiap individu yg tak ada kaitannya dg orang lain. Contoh, jatah beasiswa atau kiriman dari rumah belum datang bagi mahasiswa. Atau konflik rumah tangga bagi yg sudah berkeluarga.
Kedua, masalah eksternal. Yaitu masalah sehari-hari yg berkaitan dg interaksi individu dg individu yg lain.
Berbagai permasalahan baik internal maupun eksternal umumnya adalah masalah kecil, namun tidak jarang itu berupa persoalan besar. Masalah eksternal kecil yg terjadi berulang-ulang juga biasanya akan berujung menjadi masalah besar. Kemampuan kita dalam menyaring mana masalah yg kecil dan mana yg besar akan sangat menentukan "karisma" kita sebagai individu di mata individu yg lain.
Masalah internal tentunya adalah masalah masing-masing individu. Tak ada seorang pun berhak ikut campur, kecuali apabila persoalan internal itu menyeberang garis batas dan menjadi problema eksternal. Sebagai contoh, apabila sikap individu "melanggar" undang-undang tak tertulis dalam komunitas lingkungannya.
Persoalan eksternal sama sekali berbeda. Di sini diperlukan pemahaman tinggi tentang hak dan kewajiban kita sendiri dan, pada waktu yg sama, memahami hak dan kewajiban orang lain.
1. Standar minimal manusia yg "normal" yg berhak disebut "baik" adalah apabila dia menggunakan haknya sama takaran dan persentasenya dg memberi hak orang lain.
Contoh, (a) apabila Anda bercerita sepanjang 5 menit, maka Anda berkewajiban memberi waktu yg sama untuk pendengar cerita Anda tsb. untuk bercerita balik dan Anda menjadi pendengarnya. (b) Apabila Anda menggunakan hak untuk meledek teman baik Anda, maka Anda juga harus memberi hak yg sama pada teman Anda untuk meledek balik. Apakah teman Anda mau menggunakan haknya atau tidak itu soal lain.
2. Standar minimal individu yg berjiwa pemimpin adalah apabila individu tsb lebih ingat pada apa yg mesti diberikan pada orang lain; bukan apa yg orang lain mesti berikan padanya. Memberi tidak dianggapnya sebagai pengorbanan atau aktivitas interaktif, tapi dianggapnya sebagai kewajiban satu arah baginya yg tak perlu menunggu balasan.
Memberi dalam bahasa hubungan interpersonal tentu saja bukan hanya dalam wujud materi, tapi yg terkadang justru lebih penting adalah memberikan ego . Dalam bahasa agama mungkin bisa disebut dg sedekah ego.
Apa itu sedekah ego? Anda tentunya lebih paham. Tapi untuk lebih memudahkan, saya beri beberapa contoh di bawah:
(a) Apabila Anda berbuat kebaikan pada seseorang, tapi tidak ada balasan dalam bentuk apapun dan bahkan, terkadang, mendapat respons negatif. Tapi Anda tidak mengeluh atau tidak membahasnya sama sekali.
(b) Apabila Anda tidak membalas sikap yg menyakitkan dari teman Anda (yg sedang 'menggunakan haknya' itu). Sebaliknya, Anda justru tetap bersikap baik seperti biasa.
(c) Apabila Anda terus berkonsentrasi untuk berbuat sesuatu untuk diri sendiri dan manfaat bersama, tanpa menunggu apresiasi dari pihak manapun dan tanpa sepatah kata keluhan apalagi makian.
(d) Apabila Anda pejabat negara, maka Anda tidak hanya memaksimalkan amanah rakyat itu dg, antara lain, memudahkan urusan rakyat yg memerlukan layanan Anda semudah-mudahnya, lebih dari itu Anda memanfaatkan amanah tsb dg melakukan hal-hal di luar tugas yg dapat bermanfaat bagi rakyat dan negara. Tanpa peduli, apakah segala hal yg baik yg Anda lakukan mendapat apresiasi rakyat atau tidak. Pada waktu yg sama, memberi ruang di hati Anda untuk mendengarkan kritik dan saran dari rakyat, menurut saya adalah sedekah ego terbesar seorang pejabat.
Sulit untuk menjadi pemimpin ideal, atau bahkan sekedar jadi manusia 'baik'. Tapi, berkeingingan menuju pencapaian yg lebih tinggi, tidak hanya bidang akademis & jabatan tapi juga karakter, saya kira bukan sesuatu yg salah.
22 comments:
emang mengalahkan diri sendiri itu ga mudah .... aku juga pernah merasakan hal itu .....
alo om joni lam kenal yaaa ...
ck ck ck ... ego ego :D begitulah ego :P
ach ja mas, pasang2 music di web aku pake dari sini
http://www.marcreichelt.de/spezial/musicplayer/
ato, kali aja ada cara yang lain ;) bisa tanya om google :P
emm, iya ini kehamilan ke 2 (aslinya ke 3 ding), mohon doa nya ya, moga lancar :)
Adam usianya baru 2 tahun, kalo lil'boss sendiri brp taun nih? gregetan banget liat fotonya :D
Wah.. Mas Joni. kisah yang... Bandel banget tuh. Gile.. kyanya mas Joni ketika itu orang yang emosian y. Ya itulah ego. Saya juga punya. hehe.. Bagus deh klo posting. Pasti ada sesuatu untuk disimak(ada ilmunya).Nggak sebatas membahas masa lalu tapi juga menjelaskan point2 penting tentang ego.
memang yang paling berat itu adalah mengendalikan emosi diri. apalagi mencoba berpikir dingin saat ada konflik di depan mata. tapi sesulit apapun, pasti bisa ditaklukan juga koq.
om putra.....
gapapa om putra.....
meski kalo inget masa itu emang 'mengerikan'...hehe
tapi skrg justru jadi pelajaran berharga bgt buat proses pendewasaan diri...
buat proses pembelajaran dlm mendidik anak2 kita....
ck...ck...ck....
ga nyangka ya om putra dulu seheboh itu...
heuheuheu.....
pis om...!!
Ck ck ck ck ... bekas preman juga rupanya hehehe ...
tapi yang namanya darah muda, memang susah untuk dikelola. Yah ... semuanya khan bertumpu pada pengendalian diri, dan membijaksanakan kita untuk melihat dan menghadapi junior2 kita yang masih terikat rasa ego yang tinggi itu.
So ...
sampe sekarang gue masih bertempur dengan diri sendiri. hehehh...
btw, lai rancak kecek minangnyo awak tu... di ma baraja?
ambo sangko awak tu lai urang minang mah, kiro urang palembang.
salam kenal yooo, sesamo malayu *hihihi maksa*
Pengakuan dosa nih ceritanya mas, samalah kayak saya. Salam metal.
memang harus punya pengalaman kaya kayak gitu...basi amat kalau hidup lurus lurus amat, yang penting kita petik aja pembelajaraan hidup yang pernah kita lalui..
Salam
wah, kalau udah cerita masa sma, mungkin sebagian besar orang sama pengalamannya... pemberontak, merasa paling benar sendiri...
anyway... i miss those times... :)
too bad we couldn't turn back time... :(
halah aku yg orang sekampung sama mas Joni jd agak malu2 nih mau komen he he he...
Btw SMA mana sih?
Emang "orang kampung kita" high temper gitu ya...
Missed that time also...
eits, ada yg lupa :D
yg nyanyi tuh kalo ga salah namanya Once, judul lagunya Dealova - OST Film Dealova ;)
jadi inget lagu " masa masa paling indah masa2 di sekolah"...mari kita kenang masa lalu...pasti terasa indahnya....walau kadang sedikit brutal..
salam kenal...
masa sma emang bagian waktu yang tidak bisa dilupa, disitu kita mulai belajar mengenal kehidupan, logika mulai berfungsi meskipun emosi selalu dominan.
btw salam kenal :) senang sekali dikunjungi & bisa kunjungan balek kesini :)
@bodi: betul!!
@linae: my lil'boss 1.2 thn...
ya mdh2an lancar n diberikan kemudahan dlm proses persalinan, amin...
btw makasih infonya mbak :)
@ivo: biasa darah muda vo :)
ya semua orang punya ko'
yg banyak orang gk tau adalah cara 'mengontrol'nya... :D
@dirac: mudah2an amin.
@nila: tul mbak.. jd pelajaran berharga tu' saya.
@hendri: betul! so..
@hannie: makasih, ambo bana2 suko atas kunjungan baliknyo...hehehe maksa juga seh!!
@yahya z: hehehe...aku tau siapa engkau...pizzz :)
@iman b: bener mas iman... mending jadi mantan 'preman' drpd mantan 'kyai'..kira2 begitulah...pizz mas :)
@bagonk: hiks...betul..we miss that time also!
@elly s: ahh emak pake' malu2...jd malu2 juga nih balesnya :)
sma yg deket kuburan..pasti tau kan??
betul mbak elly tp gk seluruhnya...mostly...
mungkin gara2 kebanyakan minum cuko jadi berdarah panas...whakakakkk :D...pizzz!
@amethys: betul! masa yg paling indah gitu ya di sma...hiks.
@a l i: makasih mas ali :)
ini yg hrsnya patut dijadikan tauladan para preman...mantan preman yg akhirnya sukses..
memang pengalaman adalah guru terbaik yah.
@siwoer: gak preman om cuma nakal dikit :)
@kenny: whakakak..mbak kenny berlebihan!!!
saya gk bilang gitu mbak..
betul mbak hanya untuk jd pelajaran. :)
Wuiih, Jadi takut aku temenan ama lu Bang Joni,besok pagi kuliah tempat duduknya jangan sebelahan ama aku yah:)
@hery: hehehe... kita kan gk ada kuliah lagi neh!!
hihi seyem banget ceritanya om..untung sekarang sudah tersesat kejalan yang benar. :)
mungkin sebelum memberikan yang lebih lagi, kita musti mau memberikan waktu kita untuk mendengarkan...
lam kenal Pak..
wah aku dulu "anak manis", namun itu bukan aku yang sebenarnya. sehingga saya telat jadi "preman". akhir-akhir ini aja saya memulai "pemberontakan". bukan dengan menggebrak meja sih. tapi dengan "menampar" persepsi orang-orang heheheh
@jt: setuju!! 'lam kenal juga :)
@kw: ya itu cara yang lebih elegan.. :)
Post a Comment