Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Powered by Blogger

Click to view random flickr photos tagged with my junior and nightview!  

WELCOME to Random Flickr photos tagged with my junior and nightview!
www.flickr.com

www.flickr.com

Tuesday, October 31, 2006

You Are A Leader!


Siapakah yang disebut pemimpin? Apa pula yang dimaksud dengan kepemimpinan? Pertanyaan seperti ini sering kali kita dengar. Memahami kepemimpinan secara benar sangat penting karena di sinilah hakikat kemanusiaan kita berada. Menurut saya, di dalam masyarakat kita terdapat dua kelompok yang memahami Kepemimpinan secara kurang tepat.

Kelompok pertama adalah orang-orang yang menganggap dirinya bukan pemimpin. Ungkapan-ungkapan yang sering kita dengar adalah, "Kita hanyalah rakyat biasa," "Saya hanya seorang karyawan," "Saya hanya seorang ibu rumah tangga," dan seterusnya. Ungkapan-ungkapan semacam ini sering mengisyaratkan ketidakberdayaan dan pesimisme.

Sebaliknya, Kelompok kedua adalah orang-orang yang menganggap dirinya adalah pemimpin. Orang-orang ini sangat percaya diri bahkan cenderung over confidence.

Jadi, tugas kita sekarang adalah memberikan makna yang benar terhadap kata kepemimpinan. Saya akan memulainya dengan sebuah cerita mengenai Frederick Yang Agung, Raja Prusia. Cerita ini saya tujukan kepada Anda yang termasuk kelompok pertama, yaitu yang menganggap diri Anda bukan pemimpin. Suatu hari saat berjalan-jalan di pinggiran kota Berlin, Frederick Agung bertemu seorang kakek tua renta.

"Siapa kamu?", tanya Frederick.
"Saya adalah seorang raja," jawab si kakek.
"Raja?" sahut Frederick sambil menahan tawa,
"Di kerajaan mana kamu memerintah".
Dengan mantap si kakek menjawab, "Saya memerintah diri saya sendiri!”

Si kakek benar, Anda sendiri adalah pemimpin. Setiap kita dilahirkan sebagai pemimpin. Kepemimpinan merupakan fitrah kita sebagai manusia. Kepemimpinan adalah suatu amanah yang diberikan Tuhan yang suatu ketika nanti harus kita pertanggungjawabkan. Leadership is an action, not a position. Karena itu siapa pun Anda, di mana pun Anda berada, dan apa pun jabatan Anda, Anda adalah pemimpin, minimal memimpin diri Anda sendiri.

Jangan salah, kepemimpinan bukanlah semata-mata persoalan memimpin negara, perusahaan, organisasi dan partai politik. Kepemimpinan adalah mengenai kita sendiri. Kepemimpinan adalah perilaku kita sehari-hari. Kepemimpinan berkaitan dengan hal-hal sederhana seperti berbakti kepada orang tua, mengantar istri berbelanja, membacakan cerita untuk anak, tidak berhohong, mengunjungi kawan yang sakit, bersilaturahmi dengan tetangga, mendengarkan keluh kesah seorang sahabat, maupun mengemudikan mobil di tengah kemacetan lalu lintas.

Untuk menumbuhkan kepemimpinan, ada tiga hal yang perlu Anda lakukan.
Pertama, menyadari bahwa nasib berada di tangan Anda sendiri. Andalah yang merupakan sutradara terhadap kehidupan Anda. Tuhan tak akan mengubah nasib Anda kalau Anda sendiri tidak berusaha mengubahnya.

Kedua, sebagai sutradara Anda harus menuliskan skenario hidup Anda. Andalah yang paling tahu apa yang penting dan apa yang tak penting dalam hidup Anda. Di sini Anda harus memutuskan nilai-nilai yang Anda akan jalani dalam hidup.

Ketiga, menulis skenario saja tidak cukup. Anda harus menjalankan skenario Anda tersebut. Untuk itu Anda hanya akan melakukan hal-hal yang penting. Inilah hal-hal yang sudah Anda putuskan sebagai nilai-nilai Anda.

Dengan melakukan ketiga hal tersebut Anda akan mampu memimpin diri Anda sendiri. Hal itu adalah sebuah tindakan yang sangat strategis. Seperti kata Kung Fu, "Memimpin diri sendiri adalah prasyarat sebelum kita dapat memimpin orang lain." Ini merupakan suatu tahapan dan proses yang tak bisa dibalik.

Orang-orang yang termasuk dalam kelompok kedua yaitu yang menganggap dirinya pemimpin cenderung mengabaikan dua tahapan ini. Mereka memimpin orang lain dulu sebelum mampu menaklukkan diri dan nafsunya sendiri. Ini menyalahi hukum alam, karena itu konsekuensinya kita akan gagal. Cobalah dalam pikiran Anda masing-masing, bayangkan beberapa pemimpin yang gagal. Carilah di mana letak persoalannya. Dan Anda akan menemukan benang merah yang menarik: orang-orang ini sudah mencoba memimpin orang lain, sebelum berhasil memimpin dirinya sendiri!

Masalahnya, ada banyak hal yang bisa membuat kita seolah-olah telah menjadi pemimpin. Kedudukan dan jabatan yang Anda miliki, misalnya. Anda mempunyai ratusan karyawan. Anda memimpin departemen, menjadi menteri bahkan presiden.Jadi Anda adalah pemimpin? Di sinilah letak kerancuannya. Ini namanya kepemimpinan semu (pseudo leadership). Yang benar, Anda adalah manajer. Manajer memang berkaitan dengan posisi, tetapi kepemimpinan berkaitan dengan tindakan Anda, dengan apa yang Anda lakukan. Jadi, kalau manajer ditumbuhkan dari luar, kepemimpinan adalah sesuatu yang tumbuh dari dalam. Pisahkan kepemimpinan dan segala yang ada di luar kita: pangkat, jabatan, kedudukan dan sebagainya. Kepemimpinan adalah sikap, tindakan, perilaku, kebiasaan dan karakter kita sendiri.

Proses mencapai kepemimpinan tersebut tentu tak mudah. Anda harus membayar "harganya". Proses ini berjalan seperti menanam pohon bambu. Tahun pertama Anda menanamnya belum kelihatan hasilnya. Bahkan sampai tahun keempat belum kelihatan efeknya apa-apa. Anda mulai putus asa, ketika tiba-tiba bambu tersebut tumbuh 2,5 meter pada tahun kelima. Lantas apa yang terjadi sclama 4 tahun pertama? Ternyata waktu 4 tahun digunakan bambu tersebut untuk memperkuat akarnya.

Begitu juga dengan proses menumbuhkan kepemimpinan. Anda harus menjalaninya dari hari ke hari. Menumbuhkan kebiasaan yang baik dan mengembangkannya hingga menjadi karakter. Untuk itu tidak ada cara yang cepat. Kepemimpinan tidak dapat dikarbit, tetapi harus dijalani tahap demi tahap. Pemimpin yang dikarbit adalah pemimpin yang semu dan menyalahi “The Law of Harvest”. Pemimpin seperti ini tidak akan langgeng. Kejatuhannya hanyalah masalah waktu.

Perumpamaan seorang pemimpin yang dikarbit adalah seperti cerita: seseorang yang menemukan kepompong dan melihat garis pecahan pada kepompong itu. Melihat bagaimana bakal kupu-kupu bergerak untuk membebaskan diri, orang ini merasa kasihan. la lalu mengambil gunting dan membuka kulit kepompong. Bakal kupu-kupu itu dengan mudah bergerak keluar. Tubuhnya sedikit panjang dan gembur. Sayapnya pendek dan layu. Orang ini berharap dalam beberapa jam kemudian sayap kupu-kupu ini akan membentang dengan indahnya. Tapi kenyataannya tidak demikian. Kupu-kupu kecil itu hanya bisa bergerak dengan sayapnya yang kerdil. Selamanya kupu-kupu itu tidak bisa terbang. Ini sama dengan proses kepemimpinan. Kita tidak dapat mempercepatnya karena hal itu hanya akan menghasilkan kerusakan. Kepemimpinan hanya dapat dijalani setahap demi setahap, dan itu dimulai dengan melakukan perjalanan ke dalam diri Anda sendiri.
Semoga...



No comments: