Monday, November 27, 2006
THE POWER TO CHOOSE
Satu kelebihan utama manusia dibandingkan dengan makhluk-makhluk yang lain adalah bahwa manusia mempunyai pilihan (choice). Pilihan tak dimiliki oleh hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Mereka bekerja semata-mata berdasarkan naluri dan rangsangan dari luar. Mereka bekerja secara teratur, seimbang dan harmonis sesuai dengan hukum alam.
Manusia amat berbeda dalam hal ini. Sebagai pemimpin di muka bumi, manusia dikaruniai kemampuan dan kesempatan untuk memilih. Namun kemampuan ini tidaklah otomatis membuat manusia menempati posisi di atas hewan dan tumbuhan. Kesempatan ke arah sana memang terbuka lebar, tetapi ironisnya kesempatan untuk bergerak ke arah yang sebaliknya juga terbentang luas. Manusia punya prevelege untuk memilih: mau jadi baik atau jahat, mau jadi efektif atau efisien, mau jadi pemimpin atau manajer, mau bersikap demokratis atau otoriter dan sebagainya. Pilihan yang tersedia juga tidak dikotomis seperti itu. Ada banyak sekali pilihan, ibarat sedang makan siang di food court sebuah pusat perbelanjaan. Anda punya banyak sekali pilihan untuk dimakan.
Hidup ini memang adalah serangkaian pilihan-pilihan. Namun ada kabar baik dan kabar buruknya. Kabar baiknya (good news) adalah bahwa kita senantiasa dapat memilih apapun yang akan kita lakukan. Kabar buruknya (bad news) adalah bahwa segala tindakan tersebut memiliki konsekuensi yang sayangnya tak dapat kita atur. Konsekuensi tersebut diatur oleh hukum alam (natural law).
Hewan apalagi tumbuhan tidak memiliki masalah dalam hidupnya justru karena mereka tidak mempunyai pilihan. Mereka menjalani hidup secara natural, sederhana, tidak neko-neko, tidak berlebihan, tidak politicking dan senantiasa dalam keselarasan dan kedamaian. Mereka juga tidak culas dan serakah. Seekor sapi hanya akan memakan rumput sesuai dengan kapasitas perutnya. Tidak lebih, tidak kurang. Beda dengan manusia yang bukan hanya makan nasi tapi juga makan semen, kapal, pasir, besi dan sebagainya. Manusia bahkan menimbun harta sebanyak-banyaknya dan melupakan kemungkinan bahwa suatu ketika ia pasti akan meninggalkan harta yang belum puas dinikmatinya tersebut.
Rahasianya kesuksesan hewan dan tumbuhan sebenarnya hanya satu: menyesuaikan diri dan tunduk kepada hukum alam. Mereka memang tidak punya pilihan lain selain menyesuaikan diri dengan hukum alam. Kondisi tanpa pilihan di satu sisi menyebabkan hewan dan tumbuhan itu sulit maju dan meningkatkan taraf kehidupannya, namun di lain pihak mereka senantiasa hidup selaras dengan alam semesta. Kehidupan mereka standart-standart saja.
Ini sebuah contoh sederhana, bagi hewan dan tumbuhan, pertanyaan yang penting setiap hari adalah “Makan Apa?” ini sangat sederhana dan tidak mengada-ada. Bagaimana dengan manusia? Orang biasa-biasa mungkin memiliki pertanyaan yang standart, “Makan Apa?”. Tapi begitu status social mereka naik pertanyaannya berubah menjadi, “Makan Di Mana?” Begitu statusnya meningkat lagi, pertanyaannya pun berubah menjadi, “Makan Siapa?” (Lihatlah perilaku para politisi kita). Ironisnya di tengah gemerlapnya panggung selebritis dan politik kita, masih ada banyak orang yang pertanyaannya amat sangat sederhana yaitu, “Apa Makan?”.
Karena itu agar memperoleh derajat yang tinggi, manusia perlu hidup sesuai dengan hukum alam (natural law). Hukum alam tidak bisa dilawan. Anda akan celaka sendiri apabila melawannya. Misalnya, Anda tak dapat melawan hukum gravitasi (hati-hati, Anda bisa celaka!). Anda hanya bisa mempelajari untuk memahaminya dan kemudian memanfaatkannya. Kita, misalnya, dapat menerbangkan pesawat terbang karena memahami hukum gravitasi bumi.
Hukum Alam adalah sesuatu yang berlaku dimana saja, kapan saja dan untuk siapa saja. Hukum Alam juga dapat diperkirakan (predictable), berada diluar kita, serta beroperasi dengan atau tanpa pemahaman kita. Hukum Alam adalah semacam rumus-rumus yang bisa kita gunakan untuk kehidupan sehari-hari.
Ada banyak sekali hukum alam. Misalnya adalah hukum keseimbangan. Coba anda perhatikan, keseimbangan adalah sesuatu yang berlaku dimana saja, kapan saja dan untuk siapa saja. Anda boleh belajar apa saja: politik (ada konsep balance of power), akuntansi, kedokteran, teknik sipil, sosiologi dan lain-lain. Di manapun, hukum yang berlaku yang berlaku tetap saja hukum keseimbangan. Anda bisa saja memilih untuk melanggar hukum ini, misalnya dengan bekerja keras tanpa istirahat, tapi anda akan segera merasakan konsekuensi dari perbuatan anda.
Sejarah umat manusia telah membuktikan betapa banyaknya manusia yang memilih mengabaikan hukum alam. Mengabaikan hukum Menang-Menang, misalnya hanya akan mendatangkan kesengsaraan bagi rakyat secara jangka panjang. Peperangan yang mnenumpahkan begitu banyak darah mengabaikan konsep menang-menang dan sebaliknya memilih konsep menang-kalah.
Begitu juga dengan krisis yang menimpa negara kita. Ini sebetulnya bukanlah krisis ekonomi atau moneter, tetapi krisis hukum alam, yang dalam hal ini adalah hukum kepercayaan. Tiadanya kepercayaan kita kepada para pemimpin dan para wakil rakyat kita menghasilkan kerusakan yang parah dan biaya social yang cukup besar. Semuanya ini semata-mata karena kita tidak mengindahkan Hukum Alam.
Karena manusia merupakan makhluk multi dimensi, maka pilihan-pilihan yang dapat diambilnya dalam hidup juga beraneka ragam. Pilihan pertama yang dapat diambil adalah mengutamakan kebutuhan fisik. Inilah orang yang sangat mementingkan kekuatan dan kebugaran, penampilan fisiknya, serta pemilikannya terhadap benda-benda. Pilihan kedua adalah mengutamakan kebutuhan sosial dan emosional. Inilah orang-orang yang senang bersosialisasi dan bergaul. Orang seperti ini memiliki banyak kawan. Pilihan ketiga adalah mementingkan kebutuhan belajar. Inilah orang yang senantiasa tumbuh dan berkembang. Mereka senantiasa melihat hidup ini sebagai kesempatan belajar. Mereka adalah pembelajar seumur hidup (long life learner). Pilihan keempat adalah mementingkan kebutuhan spiritual. Inilah orang yang senantiasa melakukan pencarian makna dan tujuan hidupnya di dunia. Salah satu bentuknya adalah dengan cara beribadah (dalam pengertian ritual) kepada Tuhan.
Menariknya, pilihan pertama dan kedua tidaklah menjadikan manusia lebih tinggi dari hewan. Bahkan peluang manusia untuk turun derajatnya menjadi di bawah hewan cukup besar. Sejarah telah menceritakan banyak hal kepada kita bahwa untuk memperoleh harta, tahta dan wanita, orang bisa melakukan apapun, bahkan yang tak mungkin dilakukan oleh hewan. Hanya pilihan ketiga dan keempatlah yang membuat manusia berbeda dari hewan. Namun pilihan ketiga dan keempat saja tidaklah akan membuat manusia menjadi makhluk yang sempurna. Sebagai makhluk yang memiliki dimensi fisik, tidak mungkin kita mengabaikan begitu saja kebutuhan-kebutuhan fisik kita. Karena itu pilihan yang terbaik adalah memilih keempat pilihan itu sekaligus. Inilah yang disebut sebagai manusia paripurna atau manusia seutuhnya. Kesempurnaan manusia ini adalah karena ia adalah makhluk fisik, sosial emosional, mental dan spiritual sekaligus. Inilah bedanya manusia dengan makhluk fisik seperti hewan dan tumbuhan atau makhluk spiritual seperti malaikat dan syetan. Filsuf Perancis Teilhard de Chardin mengatakan, “We are not human beings having a spiritual experience; we are spiritual beings having a human experience.” Kita bukanlah manusia yang mengalami pengalaman-pengalaman spiritual, kita adalah makhluk-makhluk spiritual yang mengalami pengalaman-pengalaman manusiawi.
Keunggulan manusia yang satu dibandingkan dengan manusia yang lain dapat dilihat dari pilihan-pilihan yang diambilnya dalam hidup. Salah satu pilihan yang dapat diambil adalah menjalani hidup sesuai dengan hukum alam. Ini juga berarti memilih hidup sesuai dengan hakekat kemanusiaan yaitu hidup dalam dimensi fisik, sosial emosional, mental dan spiritual sekaligus. Pilihan inilah yang akan menjadikan Anda seorang pemimpin!
(From : You are a leader)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment